Cerita Tentang Kebesaran Allah: Menguak Tabir Kebesaran Allah SWT Atas Ka'bah dan Kota Makah

Sabtu, 05 April 2014

Menguak Tabir Kebesaran Allah SWT Atas Ka'bah dan Kota Makah


Istilah Ka’bah adalah bahasa al-quran dari kata “ka’bu” yg berarti
“mata kaki” atau tempat kaki berputar
bergerak untuk melangkah. Ayat 5/6 dalam
Al-quran menjelaskan istilah itu
dengan Ka’bain” yg berarti ‘dua mata kaki’
dan ayat 5/95-96 mengandung istilah
‘ka’bah’ yg artinya nyata “mata bumi” atau
“sumbu bumi” atau kutub putaran utara
bumi.
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa
kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi.
Fakta ini telah di teliti melalui sebuah
penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya
melakukan perjalanan ke luar angkasa dan
mengambil gambar planet Bumi, dia
berkata, “Planet Bumi ternyata
menggantung di area yang sangat gelap,
siapa yang menggantungnya ?”
Para astronot telah menemukan bahwa
planet Bumi itu mengeluarkan semacam
radiasi, secara resmi mereka
mengumumkannya di Internet, tetapi
sayang nya 21 hari kemudian website
tersebut raib yang sepertinya ada alasan
tersembunyi dibalik penghapusan website
tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut,
ternyata radiasi tersebut berpusat di kota
Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang
mengejutkan adalah radiasi tersebut
bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini
terbuktikan ketika mereka mengambil foto
planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut
terus.
Para peneliti Muslim mempercayai bahwa
radiasi ini memiliki karakteristik dan
menghubungkan antara Ka’Bah di planet
Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Makkah Pusat Bumi
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta
mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat
bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara
untuk menentukan arah kiblat di kota-kota
besar didunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada
peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan
seksama posisi ketujuh benua terhadap
Makkah dan jarak masing-masing. Ia
memulai untuk menggambar garis-garis
sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi
garis bujur dangan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit
dan berat itu, ia terbantu oleh program-
program komputer untuk menentukan
jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi
yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia
kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa
Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar
suatu lingkaran dengan Makkah sebagai
titik pusatnya,dan garis luar lingkaran itu
adalah benua-benuanya. Dan pada waktu
yang sama,ia bergerak bersamaan dengan
keliling luar benua-benua tersebut.
(Majalahal-Arabiyyah, edisi 237, Agustus
1978).
Gambar-gambar satelit, yang muncul
kemudian pada tahun 90-an, menemukan
hasil yang sama ketika studi-studi lebih
lanjut mengarah kepada topografi lapisan-
lapisan bumi dangan geografi waktu
daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara
ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi
terbentuk selama usia geologi yang
panjang, bergerak secara teratur di sekitar
lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini
terus menerus memusat ke arah itu seolah-
olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan
yang berbeda, bukan dimaksudkan untuk
membuktikan bahwa Makkah adalah pusat
dari bumi. Bagaimanapun, studi ini
diterbitkan di dalam banyak majalah sain di
Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim
sebagai berikut:‘Demikianlah Kami
wahyukan kepadamu AlQur'an dalam
bahasa Arab supaya kamu memberi
peringatan kepada Ummul Qura(penduduk
Makkah) dan penduduk (negeri-negeri)
sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul Qura’berarti induk bagi kota-
kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya
menunjukkan Makkah adalah pusat bagi
kota-kota lain, dan yang lain hanyalah
berada disekelilingnya. Lebih dari itu, kata
ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di
dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber
dari keturunan, maka Makkah juga
merupakan sumber dari semua negeri lain,
sebagaimana dijelaskan pada awal kajian
ini. Selain itu, kata‘ibu’ memberi Makkah
keunggulan di atas semua kota lain.
Makkah atau Greenwich
Berdasarkan pertimbangan yang seksama
bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi
sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-
studi dan gambar-gambar geologi yang
dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini
bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich,
yang seharusnya dijadikan rujukan waktu
dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi
lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk
membuktikan bahwa Makkah merupakan
wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota
suci tersebut, dan ia tidak melewati
Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada
dunia ketika mayoritas negeri di dunia
berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu
Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi
setiap orang untuk mengetahui waktu
shalat.
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang
menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, ‘Hai
golongan jin dan manusia, jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan.’(ar-Rahman:33)
Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata
‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu
pada langit dan bumi yang mempunyai
banyak diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat
dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan
langit itu diatas diameter bumi (tujuh
lempengan bumi). Jika Makkah berada di
tengah-tengah bumi, maka itu berarti
bahwa Makkah juga berada di tengah-
tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadits yang mengatakan
bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat
Ka‘bah berada itu ada ditengah-tengah
tujuh lapisan langit dan tujuh bumi
(maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi).
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda sangat berharga bagi kami