Cerita Tentang Kebesaran Allah: Sebelum Meninggal Dia Berkata Mencium Bau Surga

Sabtu, 05 April 2014

Sebelum Meninggal Dia Berkata Mencium Bau Surga

Dalam sebuah hadits yang terdapat
dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anha bahwa Rasulullah
Salallahu’alaihi wassalam bersabda,
“Ada tujuh golongan orang yang akan
mendapat naungan Allah pada hari tiada
naungan selain dari naunganNya…di
antaranya, seorang pemuda yang
tumbuh dalam melakukan ketaatan
kepada Allah.”
Dalam sebuah hadits shahih dari Anas
bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia
berkata, “Wah…angin surga, sungguh
aku telah mecium bau surga yang berasal
dari balik gunung Uhud.”
Seorang Doktor bercerita kepadaku,
“Pihak rumah sakit menghubungiku dan
memberitahukan bahwa ada seorang
pasien dalam keadaan kritis sedang
dirawat. Ketika aku sampai, ternyata
pasien tersebut adalah seorang pemuda
yang sudah meninggal -semoga Allah
merahmatinya-. Lantas bagaimana detail
kisah wafatnya. Setiap hari puluhan
bahkan ribuan orang meninggal. Namun
bagaimana keadaan mereka ketika
wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir
hidupnya?
Pemuda ini terkena peluru nyasar,
dengan segera kedua orang tuanya -
semoga Allah membalas kebaikan
mereka- melarikannya ke rumah sakit
militer di Riyadh. Di tengah perjalanan,
pemuda itu menoleh kepada ibu
bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi
apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit
dan mengerang sakit? Atau menyuruh
agar segera sampai ke rumah sakit?
Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?
Orang tuanya mengisahkan bahwa
anaknya tersebut mengatakan kepada
mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan
meninggal… tenanglah… sesungguhnya
aku mencium bau surga.!’ Tidak hanya
sampai di sini saja, bahkan ia
mengulang-ulang kalimat tersebut di
hadapan pada dokter yang sedang
merawat. Meskipun mereka berusaha
berulang-ulang untuk
menyelamatkannya, ia berkata kepada
mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku
akan mati, jangan kalian menyusahkan
diri sendiri… karena sekarang aku
mencium bau surga.’
Kemudian ia meminta kedua orang
tuanya agar mendekat lalu mencium
keduanya dan meminta maaf atas segala
kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan
salam kepada saudara-saudaranya dan
mengucapkan dua kalimat syahadat,
‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu
anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya
melayang kepada Sang Pencipta
Subhanallahu wa Ta’ala.
Allahu Akbar… apa yang harus kukatakan
dan apa yang harus aku komentari…
semua kalimat tidak mampu terucap…
dan pena telah kering di tangan… aku
tidak kuasa kecuali hanya mengulang
dan mengingat Firman Allah
Subhanallahu wa Ta’ala,
‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan
di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi.”
Ia melanjutkan kisahnya,
“Mereka membawanya untuk
dimandikan. Maka ia dimandikan oleh
saudara Dhiya’ di tempat memandikan
mayat yang ada di rumah sakit tersebut.
Petugas itu melihat beberapa keanehan
yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia
ceritakan sesudah shalat Maghrib pada
hari yang sama.
I. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam
sebuah hadits shahih Rasulullah
Salallahu’alaihi wassalam bersabda,
“Sesungguhnya seorang mukmin
meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini
merupakan tanda-tanda Husnul
Khatimah.
II. Ia katakan tangan jenazahnya lunak
demikian juga pada persendiannya
seakan-akan dia belum mati. Masih
mempunyai panas badan yang belum
pernah ia jumpai sebelumnya semenjak
ia bertugas memandikan mayat. Padahal
tubuh orang yang sudah meninggal itu
dingin, kering dan kaku.
III. Telapak tangan kanannya seperti
seorang yang membaca tasyahud yang
mengacungkan jari telunjuknya
mengisyaratkan ketauhidan dan
persaksiaannya, sementara jari-jari yang
lain ia genggam.
Subhanallah… sungguh indah kematian
seperti ini. Kita bermohon semoga Allah
menganugrahkan kita Husnul Khatimah.
Saudara-saudara tercinta… kisah belum
selesai…
Saudara Dhiya’ bertanya kepada salah
seorang pamannya, apa yang ia lakukan
semasa hidupnya? Tahukah anda apa
jawabannya?
Apakah anda kira ia menghabiskan
malamnya dengan berjalan-jalan di jalan
raya? Atau duduk di depan televisi untuk
menyaksikan hal-hal yang ter-larang?
Atau ia tidur pulas hingga terluput
mengerjakan shalat? Atau sedang
meneguk khamr, narkoba dan rokok?
Menurut anda apa yang telah ia kerjakan?
Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah
yang aku yakin bahwa saudara pembaca
pun mengidam-idamkannya; meninggal
dengan mencium bau surga.
Ayahnya berkata,
‘Ia selalu bangun dan melaksanakan
shalat malam sesanggupnya. Ia juga
membangunkan keluarga dan seisi
rumah agar dapat melaksanakan shalat
Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal
al-Qur’an dan termasuk salah seorang
siswa yang berprestasi di SMU’.”
Aku katakan, “Maha benar Allah yang
berfirman,
‘Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’
kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka (dengan
mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu merasa sedih
dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-
pelindungmu dalam kehidupan dunia
dan di akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan
dan memperoleh (pula) di dalamnya apa
yang kamu minta. Sebagai hidangan
(bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-
pun lagi Maha Penyayang.’ (Fushshilat:
30-32).” Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda sangat berharga bagi kami